Langsung ke konten utama

Protokol Isolasi Mandiri Covid-19

Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan Indonesia yang belum terselesaikan hingga kini. Saat ini pemerintah beserta seluruh masyarakat Indonesia masih terus berjuang untuk menekan angka penyebaran virus Corona itu sendiri.

Meningkatnya kasus positif yang cukup signifikan ini menunjukkan bahwa penularan virus di masyarakat masih terus terjadi. Dalam hal ini pemerintah tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk mematuhi anjuran yang telah diberikan. Terutama rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.



Tidak semua pasien Covid-19 harus menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien yang gejalanya ringan atau tidak bergejala boleh melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain isolasi, untuk mereka yang pernah kontak dekat degan penderita yang sudah dinyatakan positif, juga harus menjalani karantina mandiri di rumah. Isolasi mandiri dapat dilakukan untuk memberikan ruang di rumah sakit bagi para penderita berat yang membutuhkan pertolongan medis.

Dilansir dari kompas.com, menurut dr. Pompini Agustina Sp.P(K), isolasi mandiri di rumah sangat aman dilakukan asalkan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Berikut adalah tips melakukan isolasi mandiri yang aman di rumah jika ada anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19:

1. Terapkan protokol kesehatan dengan memakai masker untuk penderita dan keluarga serumah, termasuk mencuci tangan berkala dan menjaga jarak antar anggota keluarga. Untuk pasien, gunakan masker medis.


2. Tempatkan pasien di ruangan atau kamar tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik, yakni, ruangan yang memiliki jendela dan pintu yang terbuka.
3. Batasi pergerakan orang yang terinfeksi yakni dengan melakukan aktivitas dalam ruangan atau kamar tersendiri.
Minimalkan berbagi ruangan yang sama seperti kamar mandi dan dapur. Bila harus menggunakan, usahakan jangan bersamaan, dan pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik.

4. Anggota keluarga lain tidur di kamar berbeda dan jika tidak memungkinkan, maka jaga jarak minimal satu meter dari pasien dan tidur di kasur yang berbeda dengan pasien.
Perawatan untuk pasien

Untuk perawatan pasien, Pompini juga mengungkapkan bagaimana cara merawat pasien yang baik dan aman.

1. Batasi jumlah orang yang merawat pasien
Idealnya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memilki gangguan kesehatan lain atau gangguan kekebalan.

2. Tidak diizinkan menjenguk pasien sampai pasien benar-benar sehat dan hasil tes negatif
3. Lakukan cuci tangan segera setiap sesudah kontak dengan pasien atau lingkungan pasien
Cucilah tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi dan kapanpun tangan kelihatan kotor.
Jika tangan tidak tampak kotor, dapat menggunakan handsinitizer dan untuk tangan yang kelihatan kotor bisa menggunakan air dan sabun.
Jika mencuci tangan, lakukan protokol pencucian tangan dengan baik dan segeran keringkan dengan handuk kertas sekali pakai, atau menggunakan handuk bersih. Segera ganti jika sudah basah.


4. Penggunaan masker
Buang masker dengan cara yang benar, jangan sentuh bagian depan, mulai dari bagian belakang dengan memegang tali masker. Buang masker bedah dengan segera dan langsung cuci tangan.
Gunakan sarung tangan dan masker bedah jika harus membersihkan perawatan mulut atau saluran napas dan ketika kontak dengan darah atau tinja, urine atau cairan tubuh lainnya seperti ludah, dahak, muntah dan lain-lain. Segera cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan masker.


5. Pisahkan dan bersihkan barang yang terkontaminasi
Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di tempat sampah dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat, sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
Memiliki salah satu dari gejala COVID-19 yang ringan, seperti batuk, demam, atau sakit tenggorokan yang bisa diatasi di rumah, dan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, atau penyakit paru yang kronis.

Protokol Isolasi Mandiri yang Perlu Diterapkan

Bila Anda memiliki gejala atau kontak erat dengan orang yang memiliki gejala, Anda harus bertanggung jawab untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, setidaknya selama 14 hari. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan selama isolasi mandiri di rumah sesuai anjuran pemerintah:

1. Tidak beraktivitas  di luar rumah

Apabila sedang dalam isolasi, Anda tidak boleh keluar rumah atau pergi ke tempat-tempat umum walaupun untuk bekerja. Jika memungkinkan, bekerjalah dari rumah selama isolasi. Namun, apabila sakit, Anda dianjurkan untuk beristirahat dulu untuk sementara waktu hingga pulih.


Bila tadinya Anda memiliki gejala dan sembuh dalam waktu kurang dari 14 hari, Anda tetap harus tinggal di rumah dan menunggu hingga masa isolasi selesai. Sebisa mungkin, hindari menerima tamu.
Apabila selama masa isolasi ada keperluan ke luar rumah, seperti membeli makanan ataupun obat-obatan, mintalah orang lain yang tidak sedang menjalani isolasi untuk melakukannya. Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi layanan online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Hindari kontak dekat dengan  orang yang tinggal serumah

Selama di rumah, Anda disarankan untuk berada di kamar yang terpisah dengan penghuni rumah lainnya. Kamar disarankan memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik.

Meski begitu, bukan berarti Anda harus selalu berada di dalam kamar tersebut dan orang lain tidak boleh masuk. Hal ini diperbolehkan, asalkan tetap dalam batasan tertentu.



Saat sedang berada dalam satu ruangan dengan penghuni rumah lainnya, jaga jarak atau lakukan physical distancing, terutama dengan orang yang rentan terhadap COVID-19, seperti lansia, pemilik penyakit kronis, dan ibu hamil. Jaga jarak setidaknya sejauh 1 meter dan hindari bicara berhadap-hadapan dengan orang lain lebih dari 15 menit.

3. Menggunakan masker

Meski di rumah, Anda tetap disarankan untuk mengenakan masker, yaitu masker jenis surgical mask, guna mencegah penularan kepada keluarga atau orang yang berada dalam satu rumah dengan Anda.



Apabila tidak ada masker, Anda disarankan untuk tidak berlama-lama dalam satu ruangan dengan penghuni rumah yang lain. Bila salah satu penghuni rumah masuk ke dalam kamar isolasi, misalnya untuk mengantarkan makanan, Anda disarankan untuk memakai masker kain untuk mengurangi risiko penularan.

4. Gunakan perlengkapan terpisah

Selama menjalani isolasi mandiri, gunakan piring, sendok, garpu, dan gelas terpisah. Perlengkapan mandi, seperti handuk dan sikat gigi, juga harus terpisah dari penghuni rumah lainnya.



Selain itu, sediakan tempat sampah atau kantung plastik khusus untuk membuang tisu yang Anda gunakan untuk batuk, bersin, dan membersihkan mulut atau hidung. Anda juga disarankan untuk rutin membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti wastafel, gagang pintu, atau telepon, dengan cairan disinfektan.

5. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Cucilah tangan Anda dengan air dan sabun secara rutin. Jangan lupa minum banyak air, setidaknya 8 gelas sehari, serta konsumsi makanan yang bergizi. Anda juga disarankan untuk berjemur dan melakukan olahraga ringan di bawah sinar matahari setiap pagi selama 15–30 menit agar tubuh Anda lebih bugar dan lebih cepat sembuh.



Pantau kesehatan Anda secara mandiri, yaitu dengan mengukur suhu tubuh setiap hari dan mengamati gejala yang muncul. Bila demam, Anda bisa mengonsumsi obat yang mengandung paracetamol sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasan obat.

Selain itu, tetaplah menjalin hubungan dengan anggota keluarga dan teman melalui telepon, video call, atau media sosial. Jangan sampai isolasi di rumah membuat Anda merasa tersisih dan kesepian

6. Hubungi rumah sakit

Apabila di tengah masa isolasi muncul keluhan baru atau keluhan yang Anda alami jadi memberat, misalnya demam tinggi disertai batuk terus-menerus dan sulit bernapas, segera hubungi rumah sakit atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan perawatan.



Agar orang lain tidak tertular, Anda disarankan untuk tetap berada di rumah. Bila memang diperlukan, rumah sakit akan mengirim ambulans khusus untuk menjemput Anda.

Selain untuk mencegah penyebaran virus, upaya isolasi mandiri juga bertujuan untuk menghindari risiko penuhnya kapasitas rumah sakit. Akibatnya, pasien kritis akan kesulitan mendapatkan penanganan yang cepat dan baik. Jika hal tersebut terjadi bukan tidak mungkin akan menyebabkan bertambahnya angka kematian akibat Covid-19. Dengan begitu, sangat dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk saling menjaga dan melindungi agar tantangan wabah virus corona ini dapat segera terselesaikan.

KKN UNY 2020/Ema
Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Un résumé et des commentaires "Le Chercheur d'Or"

Extrait Le titre : Le Chercheur d’Or Écrivain : J.M.G Le Clézio An : 1985 Pages : 445 Éditeur : Editions Gallimards Le chercheur d’or est un roman a écrit par J.M.G Le Clézio en 1985. I ll y a 445 pages et 8 chapitres dans ce roman. Ce roman a été traduit par Ida Sundari Husen et a été publié par Yayasan Pustaka Obor Indonesia en 2013. Ce roman est le seul roman de Clézio qui traduit en indonésien, Ce roman raconte sur un jeune garҫon qui s’appellait Alexis qui avait beaucoup d’expériences. Il habitait à la vallée de Boucan. Il aimait la mer. Le personnage principale voulait trouver le trésor avec une carte qui son père a fait. Il voyagait beaucoup avec un bateau, Zeta. Il a eu beaucoup d’obstacles en naviguant à Rodriguez. Son père était un homme d’affaire et sa mère était une femme au foyer. Ils ont fait faillite. Sa vie a changé, ils ont déménagé à Forest Side. Alexis a eu un rêve: trouver de l’or a été caché par le pirate. Après l’âge adulte, il a quitté l’

Belajar Efektif Selama Pandemi Covid-19

Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada bidang ekonomi. Namun, juga berdampak pada bidang pendidikan. Dengan perubahan sistem belajar tatap muka menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Banyak orang menilai bahwa pmbelajaran jarak jauh ini kurang efektif dengan berbagai alasan.  Efektif atau tidak tergantung pada cara kita mengorganisir waktu dan kegiatan kita selama pandemi. Berikut beberapa cara efektif belajar dari rumah untuk siswa selama pandemic Covid-19. 1. Tentukan waktu belajar Untuk mewujudkan belajar yang efektif adalah dengan menentukan jadwal belajar, menentukan dari pukul berapa hingga pukul berapa ingin belajar. Waktu bisa disesuaikan dengan jam belajar sekolah. Namun, jika jam belajar sekolah kiranya sangat berat karena biasanya dari pagi hingga sore menyebabkan kejenuhan. Jadi tidak persis dengan jam sekolah/kuliah bukanlah masalah. Misalnya belajar dari puku 08.00 hingga puku 13.00 08.00 – 09.00: Kimia 09.00 – 09.30: Istirahat 09.30 – 10.30: Bahasa Inggris 10.30 – 12.