Langsung ke konten utama

Belajar Efektif Selama Pandemi Covid-19




Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada bidang ekonomi. Namun, juga berdampak pada bidang pendidikan. Dengan perubahan sistem belajar tatap muka menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Banyak orang menilai bahwa pmbelajaran jarak jauh ini kurang efektif dengan berbagai alasan. 

Efektif atau tidak tergantung pada cara kita mengorganisir waktu dan kegiatan kita selama pandemi. Berikut beberapa cara efektif belajar dari rumah untuk siswa selama pandemic Covid-19.

1. Tentukan waktu belajar



Untuk mewujudkan belajar yang efektif adalah dengan menentukan jadwal belajar, menentukan dari pukul berapa hingga pukul berapa ingin belajar. Waktu bisa disesuaikan dengan jam belajar sekolah. Namun, jika jam belajar sekolah kiranya sangat berat karena biasanya dari pagi hingga sore menyebabkan kejenuhan. Jadi tidak persis dengan jam sekolah/kuliah bukanlah masalah.

Misalnya belajar dari puku 08.00 hingga puku 13.00

08.00 – 09.00: Kimia

09.00 – 09.30: Istirahat

09.30 – 10.30: Bahasa Inggris

10.30 – 12.00: Biologi

Dst.

Gunakan waktu 5 jam tersebut dengan maksimal, dan jangan lupa istirahat untuk menjaga imunitas tubuh!

2. Tetapkan cara belajar yang sesuai



Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk berkonsentrasi dan menciptakan kenyamanan dalam proses belajar. Ada yang belajar denga suasana tenang dan hening, ada yang belajar sambil mendengarkan music, dan ada pula yang belajar sambil menyediakan cemilan. 

Belajar dari rumah adalah sebuah kesempatan untuk belajar versi kita, kita bisa belajar lesehan, sambil tiduran yang membuat kita nyaman dalam belajar. Berbeda dengan belajar di sekolah, duduk berbaris rapi sambil menghadap papan tulis yang kadang membuat badan kita pegal dan jenuh.

3. Belajar secara kelompok



Selanjutnya adalah belajar secara kelompok. Belajar kelompok tidaklah harus tatap muka, boleh dengan membentuk kelompok kecil atau lewat online. Sekarang banyak aplikasi atau platform yang mendukung kita belajar dan berdiskusi secara online. 

Dengan belajar secara berkelompok akan mudah untuk memecahkan sebuah permasalahan dan menambah wawasan, selain itu belajar kelompok adalah sebuah cara agar kita tetap menjaga sosialisasi kita dengan teman tanpa harus ketemuan.

4. Meja belajar



Kamu bisa menyediakan alat-alat atau media pembelajaran di meja belajar, bahkan kamu bisa menghiasnya agar kamu tambah semangat dalam belajar. Kamu bisa menggunakan meja belajar kamu lebih leluasa dan menaruh benda apa saja di dekat kamu. 

Mungkin di sekolah kamu tidak akan bisa memakai meja belajar dengan maksimal karena meja yang terlalu kecil atau harus berbagi dengan temanll sebangku. 

Dan bila meja belajar kamu berantakan, yuk dibersihkan. Meja yang berantakan membuat mood kita dalam mengerjakan sesuatu menjadi malas. 

5. Jaringan internet



Di era digital ini, apalagi era pandemi yang menggemparkan seantero jagad. Internet sangat diperlukan untuk keberlangsungan sistem, baik ekonomi, politik,  dan pendidikan bahkan sistem ngethread di twitter. Dengan internet ini kamu bisa memanfaat banyak informasi dan menambah materi pembelajaran yang belum kamu dapatkan di sekolah. Tapi, gunakan internet dengan bijak ya, jangan hanya baca thread horror di twitter dan nonton tiktok wkwkw.

6. Siapkan alat tulis dan keperluan belajar



Jika sudah menyiapkan meja belajar, sediakan pula alat-alat tulis dan media yang mendukung selama proses belajar berlangsung. Apalagi, jika kamu adalah siswa jurusan seni, pasti sangat banyak alat-alat yang diperlukan, seperti alat lukis, alat sketsa, buku gambar dan lain-lain.

KKN UNY 2020/Ema

Referensi:

www.quipper.com

www.qwords.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Un résumé et des commentaires "Le Chercheur d'Or"

Extrait Le titre : Le Chercheur d’Or Écrivain : J.M.G Le Clézio An : 1985 Pages : 445 Éditeur : Editions Gallimards Le chercheur d’or est un roman a écrit par J.M.G Le Clézio en 1985. I ll y a 445 pages et 8 chapitres dans ce roman. Ce roman a été traduit par Ida Sundari Husen et a été publié par Yayasan Pustaka Obor Indonesia en 2013. Ce roman est le seul roman de Clézio qui traduit en indonésien, Ce roman raconte sur un jeune garҫon qui s’appellait Alexis qui avait beaucoup d’expériences. Il habitait à la vallée de Boucan. Il aimait la mer. Le personnage principale voulait trouver le trésor avec une carte qui son père a fait. Il voyagait beaucoup avec un bateau, Zeta. Il a eu beaucoup d’obstacles en naviguant à Rodriguez. Son père était un homme d’affaire et sa mère était une femme au foyer. Ils ont fait faillite. Sa vie a changé, ils ont déménagé à Forest Side. Alexis a eu un rêve: trouver de l’or a été caché par le pirate. Après l’âge adulte, il a quitté l’