Langsung ke konten utama

Pemenuhan Gizi Anak Selama Pandemi Covid-19

Melansir republika.co.id, menurut Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin mengatakan, pemenuhan gizi anak dapat terhambat semasa pandemi Covid-19. Sebagian orang tua kehilangan sumber pendapatan atau pendapatannya berkurang akibat pandemi sehingga menurunkan kualitas gizi keluarga, termasuk yang diberikan kepada anak.

Pada masa awal pandemi Covid-19, sebagian keluarga juga memilih membeli persediaan bahan makanan dalam jumlah banyak. Akan tetapi, bahan makanan yang dibeli merupakan makanan dalam kemasan kaleng atau makanan instan.



Sementara itu, anak juga rentan mengalami kekerasan selama pandemi Covid-19. Masalah lain yang mereka hadapi saat pandemi antara lain, tidak senang karena harus belajar dari rumah, gizinya tidak terpenuhi, dan anak bosan karena harus di rumah saja.

Di sisi lain, menurut Lenny perilaku merokok orang tua juga menjadi salah satu sebab gizi anak tidak terpenuhi dengan baik. Menurut survei Badan Pusat Statistik, pembelanjaan untuk konsumsi pada rumah tangga termiskin yang tertinggi adalah untuk beras dan rokok.

Pemenuhan gizi dan nutrisi sangat penting untuk perkembangan anak, namun juga untuk menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit. Ada beberapa pedoman yang dapat diikuti oleh orangtua agar dapat menyediakan makanan dengan gizi seimbang untuk buah hati.

1. Penuhi gizi  dalam piring anak



Di dalam isi piring anak sediakan sumber pangan karbohidrat sebagai energi tubuh. Kemudian protein, selain untuk pertumbuhan dan regenerasi sel, protein juga diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.

Bahan makanan lokal dan bergizi dapat diperoleh dengan harga yang relatif tidak mahal. Beras, ubi, singkong, jagung, tahu, tempe, berbagai jenis kacang-kacangan lokal, sayur, dan buah lokal termasuk di antaranya.

2. Berikan asupan vitamin



Selain karbohidrat dan protein, asupan vitamin dan mineral juga harus ada dalam isi piring anak. Tak hanya sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh, vitamin dan mineral juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam buah dan sayur.

3. Antioksidan



Buah dan sayur dalam isi piring anak tidak hanya berkontribusi dalam memberikan asupan vitamin dan mineral, tapi juga sebagai penyedia berbagai macam antioksidan. Pigmen atau pewarna alami dalam buah dan sayur adalah antioksidan yang sangat baik untuk tubuh. Misalnya dalam stroberi itu ada antosianin, kemudian di dalam tomat ada likopen, dan lain-lain.

Selain mengandung antioksidan, buah dan sayur juga mengandung serat yang berfungsi sebagai prebiotik atau makanan untuk mikroba yang ada di dalam saluran pencernaan. Mikroba yang baik dalam saluran pencernaan bisa tumbuh dan membuat pencernaan menjadi sehat. Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh.

4. Hindari makanan dan minuman kemasan yang tinggi gula



Hindari memberi minuman kemasan yang tinggi gula, lebih baik memberikan anak air putih.

5. MPASI



Pada usia 6 bulan anak perlu mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan diperkenalkan dengan serat (buah dan sayur). Ia mengatakan, MPASI diberikan dua hingga tiga kali sehari, kemudian porsi dan frekuensinya ditingkatkan seiring dengan bertambahnya usia.

Untuk anak usia 12 bulan ke atas, disarankan untuk mengonsumsi makanan keluarga dan mendapat tiga makan utama dan dua kali makanan selingan (snack)

6. Pastikan anak memiliki jam tidur yang cukup



Kurang tidur bisa menjadi faktor penyebab melemahnya daya tahan tubuh sehingga menjadi rentan sakit. Maka dari itu, istirahat cukup sangat dianjurkan untuk anak-anak, terlebih di masa pandemi ini. Kurang tidur bisa menjadi faktor penyebab melemahnya daya tahan tubuh sehingga menjadi rentan sakit. Maka dari itu, istirahat cukup sangat dianjurkan untuk anak-anak, terlebih di masa pandemi ini:

Usia 0 – 1 bulan: 14 – 18 jam per hari; 

Usia 1 – 18 bulan: 12 – 14 jam per hari;

Usia 3 – 6 tahun: 11 – 13 jam per hari;

Usia 6 – 12 tahun: 10 jam per hari;

Usia 12 – 18 tahun: 8 – 9 jam per hari;


Referensi:

www.republika.co.id

www.liputan6.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Un résumé et des commentaires "Le Chercheur d'Or"

Extrait Le titre : Le Chercheur d’Or Écrivain : J.M.G Le Clézio An : 1985 Pages : 445 Éditeur : Editions Gallimards Le chercheur d’or est un roman a écrit par J.M.G Le Clézio en 1985. I ll y a 445 pages et 8 chapitres dans ce roman. Ce roman a été traduit par Ida Sundari Husen et a été publié par Yayasan Pustaka Obor Indonesia en 2013. Ce roman est le seul roman de Clézio qui traduit en indonésien, Ce roman raconte sur un jeune garҫon qui s’appellait Alexis qui avait beaucoup d’expériences. Il habitait à la vallée de Boucan. Il aimait la mer. Le personnage principale voulait trouver le trésor avec une carte qui son père a fait. Il voyagait beaucoup avec un bateau, Zeta. Il a eu beaucoup d’obstacles en naviguant à Rodriguez. Son père était un homme d’affaire et sa mère était une femme au foyer. Ils ont fait faillite. Sa vie a changé, ils ont déménagé à Forest Side. Alexis a eu un rêve: trouver de l’or a été caché par le pirate. Après l’âge adulte, il a quitté l’

Belajar Efektif Selama Pandemi Covid-19

Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada bidang ekonomi. Namun, juga berdampak pada bidang pendidikan. Dengan perubahan sistem belajar tatap muka menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Banyak orang menilai bahwa pmbelajaran jarak jauh ini kurang efektif dengan berbagai alasan.  Efektif atau tidak tergantung pada cara kita mengorganisir waktu dan kegiatan kita selama pandemi. Berikut beberapa cara efektif belajar dari rumah untuk siswa selama pandemic Covid-19. 1. Tentukan waktu belajar Untuk mewujudkan belajar yang efektif adalah dengan menentukan jadwal belajar, menentukan dari pukul berapa hingga pukul berapa ingin belajar. Waktu bisa disesuaikan dengan jam belajar sekolah. Namun, jika jam belajar sekolah kiranya sangat berat karena biasanya dari pagi hingga sore menyebabkan kejenuhan. Jadi tidak persis dengan jam sekolah/kuliah bukanlah masalah. Misalnya belajar dari puku 08.00 hingga puku 13.00 08.00 – 09.00: Kimia 09.00 – 09.30: Istirahat 09.30 – 10.30: Bahasa Inggris 10.30 – 12.