Roda kereta bergesekan dengan batang-batang rel, berhenti di pemberhentian terakhir: stasiun kiaracondong. Sekitar pukul 3 dini hari tanggal 29 Agustus kami tiba di bandung. Kami keluar dari gerbong kereta, udara bandung dingin sekali. Kami bergegas menuju mushola untuk meringkas salat. Silfiyah sudah dijemput Pakdenya, ia punya saudara di Bandung sini, makanya dia ikut program pretukaran UNY-UPI. Aku dan Anjela duduk bergantian di ruang tunggu. Ketika mengambil air wudhu, kesan pertama kali pada air Bandung, Tuhan aku mau tayamum saja. Dingin sekali dikalikan tujuh. Aku sudah membayangkan aku tak akan mandi jikalau dapat kelas pagi. Setelah subuh lewat, kami masih duduk pada ruang tunggu. Mengisi daya baterai yang semalaman digunakan untuk spotify, yah mengusir kebosanan. Stasiun yang mulanya sepi, hanya ada aku, Anjela serta bapak-bapak yang membersihkan badan kereta, stasiun mulai dikerubungi satu per satu orang yang hendak berpergian. Terpampang kereta bertuliskan Gubeng-Kiara
Blog khusus opiniku yang kadang ngawur, ora mashok, dan ora ceto